Koranpilar.com, Tulungagung. Harga tembakau di Kabupaten Tulungagung mengalami penurunan signifikan, yang diakibatkan oleh masuknya tembakau dari luar daerah. Suyanto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, mengonfirmasi hal ini saat diwawancarai pada Jumat (13/9).
“Penurunan harga tembakau ini disebabkan oleh melimpahnya pasokan. Beberapa daerah di luar Tulungagung, seperti Magetan dan Jombang, sudah panen raya dan mengirimkan tembakau mereka ke sini,” jelas Suyanto.
Tembakau yang masuk ke Tulungagung umumnya masih berbentuk daun, yang kemudian dipotong dan diolah oleh para pengepul lokal. Harga tembakau daun saat ini berada pada kisaran Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kilogram, turun dari harga tahun sebelumnya yang mencapai Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kilogram.
Untuk tembakau rajangan kering, harganya juga menurun dari Rp 85.000 – Rp 90.000 menjadi Rp 70.000 – Rp 75.000 per kilogram. Sementara daun rajangan basah kini berada di angka Rp 10.000 – Rp 11.000, sebelumnya mencapai Rp 12.000 – Rp 14.000 per kilogram.
Suyanto menambahkan bahwa peningkatan area tanam tembakau di Tulungagung turut berkontribusi pada turunnya harga. “Tahun ini, luas lahan tembakau mencapai 1.251 hektar di lima kecamatan, sedangkan tahun lalu kurang dari 1.000 hektar,” ujarnya. Musim panen di Tulungagung diperkirakan baru akan dimulai pada Oktober mendatang.
Rata-rata, setiap hektar lahan tembakau menghasilkan 1,6 hingga 1,7 ton tembakau kering, dengan varietas yang umum ditanam adalah gagrak sidi. Untuk mengurangi dampak penurunan harga bagi petani, Dinas Pertanian akan memberikan bantuan berupa pupuk, alat pertanian, serta penyuluhan melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Tulungagung, Nurhadi, menyatakan bahwa para petani saat ini merasa khawatir. Meskipun keuntungan mereka berkurang, Nurhadi menegaskan bahwa kondisi ini tidak sampai membuat para petani mengalami kerugian (jp)
.