koranpilar.com, Tulungagung. Pasangan calon Budi Setijahadi dan Susilowati, yang dikenal dengan sebutan “Sehati,” secara resmi mendaftar ke KPU Tulungagung pada Kamis malam, 29 Agustus 2024. Pasangan ini menjadi sorotan karena Susilowati adalah satu-satunya calon perempuan dalam kontestasi Pilkada Tulungagung.
Pasangan Sehati diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tanpa berkoalisi dengan partai lain. Dalam pernyataannya, Budi Setijahadi menjelaskan alasannya memilih Susilowati sebagai pendampingnya. Ia menekankan pentingnya representasi perempuan dalam pemerintahan, agar kaum perempuan memiliki peran yang setara dalam kepemimpinan.
“Sudah saatnya Tulungagung memiliki pemimpin yang mampu meneruskan jejak Gayatri,” ujar Budi Setijahadi, merujuk pada Gayatri, ibu dari Raja Majapahit Hayam Wuruk, yang petilasannya berada di Desa Boyolangu, Tulungagung. Budi juga menekankan komitmennya untuk menghidupkan budaya lokal dan membawa perubahan signifikan jika diberi kepercayaan untuk memimpin Tulungagung.
Program unggulan yang ditawarkan pasangan ini termasuk pembebasan pajak bumi dan bangunan bagi masyarakat miskin, pemberian pinjaman lunak kepada petani melalui BPR, serta peningkatan Anggaran Dana Desa untuk memperkuat pelayanan kepada masyarakat.
“Kami akan merangkul semua pihak dan mengawasi kinerja kami bersama-sama,” tambahnya.
PKB sendiri merupakan partai dengan perolehan suara terbanyak kedua di Kabupaten Tulungagung, meraih 113.647 suara atau 18,1 persen dari total suara sah dalam pemilihan legislatif terakhir.
**Humanisasi:**
Di tengah malam yang tenang, Budi Setijahadi dan Susilowati tiba di KPU Tulungagung dengan harapan besar. Pasangan yang menyebut diri mereka “Sehati” ini datang dengan semangat baru, terutama karena Susilowati, satu-satunya perempuan dalam pilkada ini, membawa misi kuat untuk memberdayakan kaum perempuan dalam pemerintahan.
Budi berbicara dengan tegas namun lembut, menggambarkan pentingnya kehadiran seorang pemimpin perempuan di Tulungagung. Ia mengenang Gayatri, sosok perempuan kuat dari sejarah Majapahit yang menjadi inspirasinya. Dalam setiap kalimatnya, Budi menyiratkan tekad untuk menjadikan Tulungagung sebagai kota yang tidak hanya maju dalam pembangunan, tetapi juga kaya akan nilai budaya.
Dengan visi yang jelas, pasangan Sehati berjanji untuk membawa perubahan nyata—membebaskan pajak bagi mereka yang kurang mampu, membantu petani dengan pinjaman lunak, dan memastikan setiap desa mendapatkan anggaran yang cukup untuk melayani warganya dengan baik. Di balik janji-janji itu, tersirat keinginan tulus untuk merangkul seluruh masyarakat Tulungagung dan bekerja bersama demi masa depan yang lebih baik.