koranpilar.com, Tulungagung. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tulungagung mencatat penurunan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada Tulungagung 2024 berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat kabupaten. Ketua KPU Tulungagung, M. Lutfi Burhani, mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 71,2 persen, menurun dibandingkan Pemilu 2024 yang mencapai 82 persen dan Pilkada Tulungagung 2018 sebesar 73 persen.
“Berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat kabupaten, partisipasi pemilih turun hingga 71 persen. Ini cukup menjadi perhatian,” ujar Lutfi.
Menurut Lutfi, penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemilih yang tidak berada di Tulungagung pada hari pemungutan suara. “Banyak undangan memilih yang kembali ke KPU karena pemilih sedang berada di luar daerah, seperti pekerja migran, warga yang bekerja di luar Tulungagung, atau santri di pondok pesantren,” jelasnya.
Penurunan partisipasi ini juga bertolak belakang dengan peningkatan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Tulungagung 2024 yang mencapai 866.030 pemilih, naik sekitar 20 ribu dibandingkan DPT Pemilu 2024. “Kami sebenarnya optimistis dengan kenaikan DPT, tetapi berbagai kendala di lapangan membuat tingkat partisipasi menurun,” tambah Lutfi.
Perbandingan Pilkada dan Pemilu
Penjabat (Pj.) Bupati Tulungagung, Heru Suseno, juga menyampaikan prediksi serupa sebelumnya terkait rendahnya partisipasi masyarakat dalam pilkada. “Sekitar 70 persen, yang jelas perkiraannya di bawah Pemilu 2024,” ujar Heru.
Heru menjelaskan bahwa salah satu faktor penurunan partisipasi adalah jumlah pasangan calon yang hanya empat, sehingga kampanye dan upaya mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya lebih terbatas. “Berbeda dengan pemilu, yang melibatkan ratusan calon legislatif dari tingkat kabupaten hingga pusat, serta calon presiden dan wakil presiden. Saat pemilu, yang mengajak warga untuk memilih lebih banyak dibandingkan pilkada,” terangnya.