Beranda Hukum dan Kriminal

Bentrok Pesilat Nodai Hari Sumpah Pemuda di Tulungagung

25

koranpilar.com, Tulungagung. Peristiwa bentrok yang melibatkan oknum dari perguruan silat Persatuan Setia Hati Winongo (PSHW) pada Minggu (27/10) mencoreng peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh sehari setelahnya, pada 28 Oktober. Hal ini disampaikan oleh Pj. Bupati Tulungagung, Heru Suseno, saat dimintai tanggapan mengenai insiden di depan GOR Rejoagung.

“Iya, kejadian kemarin sangat disayangkan, terutama karena terjadi menjelang peringatan Sumpah Pemuda,” ujar Heru, Senin (28/10).

Heru menambahkan bahwa kerusuhan yang melibatkan oknum pesilat kerap berulang setiap tahunnya, meski pihaknya sudah sering berdialog dengan para petinggi perguruan silat untuk meredam konflik. Namun, kejadian seperti ini terus mengganggu ketenangan masyarakat setempat.

“Kami akan kembali bertemu dengan pimpinan perguruan silat untuk mencari solusi, walaupun tidak ada jaminan kejadian serupa bisa dicegah,” lanjutnya.

Dengan Pilkada yang tinggal 30 hari lagi, Heru juga menyinggung kemungkinan pembekuan sementara aktivitas perguruan silat hingga pelaksanaan Pilkada selesai. Namun, ia belum mengambil keputusan terkait hal itu.

“Kami masih akan melihat situasi ke depan, meskipun Polres sudah memberikan saran untuk mempertimbangkan langkah tersebut,” kata Heru.

Baca Juga  Bawaslu Tulungagung: 14 Indikator TPS Rawan Jadi Fokus Pengawasan Pemilu 2024

Sementara itu, Kapolres Tulungagung melalui Kasat Reskrim, AKP Rio Pradana, menyebutkan bahwa kegiatan santunan anak yatim yang diadakan di GOR Lembu Peteng oleh PSHW pada hari itu belum memiliki izin resmi, hanya sebatas pemberitahuan di Sat Intel Polres Tulungagung.

Menanggapi pertanyaan terkait calon tersangka, Rio menjelaskan bahwa pihak kepolisian masih mendalami insiden tersebut dan telah memeriksa dua korban yang kini sudah dipulangkan.

“Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sementara itu, panitia yang terlibat masih dalam kondisi sakit,” ujarnya.

Sebelumnya, bentrok terjadi antara anggota perguruan silat di depan GOR Rejoagung dan di Simpang 3 Ngujang setelah ribuan pesilat bubar usai menghadiri kegiatan santunan anak yatim. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus mengusut kasus tersebut.