koranpilar.com, Tulungagung. Menghadapi dampak kemarau panjang akibat El Nino, Pemkab Tulungagung mempercepat penanaman padi yang sebelumnya dijadwalkan pada bulan Oktober menjadi bulan September.
Pj. Bupati Tulungagung, Heru Suseno, menjelaskan bahwa dampak El Nino telah menyebabkan penurunan signifikan dalam luas areal pertanaman padi. “Hingga Agustus 2024, luas areal padi di Kabupaten Tulungagung hanya mencapai 37.923 Ha, turun dari 41.929 Ha pada tahun sebelumnya, yang berarti terjadi penurunan seluas 4.006 Ha,” ungkapnya.
Penanaman awal ini bertujuan untuk mengejar target tanam ketiga di tahun 2024. Jika penanaman dilakukan pada bulan Oktober, panen baru akan terjadi pada awal tahun 2025.
Dampak kemarau panjang ini juga menyebabkan sebagian petani beralih dari menanam padi ke tanaman lain, seperti tembakau dan hortikultura, termasuk cabai, bawang merah, dan sayuran lainnya. Meskipun ada penurunan luas areal, Heru menambahkan bahwa produksi padi di Kabupaten Tulungagung masih mencukupi kebutuhan masyarakat.
“Sampai dengan bulan Agustus 2024, produksi padi mencapai 199.274,14 ton, setara dengan 11.662,91 ton beras. Ketersediaan ini masih mencukupi kebutuhan masyarakat dan menghasilkan surplus sebesar 10.987,21 ton,” jelasnya.
Pemerintah daerah, melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, telah mengambil berbagai langkah untuk membantu petani. Beberapa upaya tersebut antara lain memberikan bantuan pompa air untuk mengatasi kesulitan air di persawahan dan mengoptimalkan penggunaan pompa yang ada. Selain itu, pembangunan irigasi perpompaan dengan sistem yang efisien juga dilakukan untuk memanfaatkan sumber air yang tersedia.
“Kami juga memanfaatkan sumber air permukaan dan sumur dangkal serta mengatur tata kelola air oleh para petani melalui HIPPA, serta mengedukasi mereka tentang pengelolaan air secara berkelanjutan,” paparnya.
Heru Suseno menekankan pentingnya kerjasama dan manajemen air yang baik agar petani dapat terus mengusahakan tanaman padi meskipun di tengah kondisi kemarau panjang. “Walaupun ada penurunan areal tanam dan produksi, upaya yang dilakukan telah memberikan hasil yang positif. Kami akan terus mendukung petani agar mereka bisa bertahan di tengah tantangan ini,” pungkasnya (jp).